Perbedaan Guru PAUD dan Guru TK – Pendidikan anak usia dini (PAUD) dan taman kanak-kanak (TK) adalah dua jenjang pendidikan yang sangat penting untuk membentuk dasar perkembangan anak-anak.
Namun, apakah Anda tahu bahwa ada perbedaan antara guru PAUD dan guru TK? Perbedaan ini tidak hanya terkait dengan jenjang pendidikan yang diampu, tetapi juga berbagai aspek lain yang mempengaruhi kualitas dan hasil pembelajaran anak-anak.
Perbedaan Guru PAUD dan Guru TK
Artikel ini akan membahas perbedaan guru PAUD dan guru TK dari segi kualifikasi, umur peserta didik, rasio guru dan murid, kompetensi ajar, dan gaji dan insentif. Artikel ini bersumber dari berbagai penelitian, data, dan wawancara yang telah dilakukan oleh penulis, yang merupakan seorang praktisi dan pengamat pendidikan anak usia dini.
Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi yang akurat, objektif, dan bermanfaat bagi pembaca yang tertarik dengan topik ini.
Kualifikasi Jenjang Pendidikan
Salah satu perbedaan yang mencolok antara guru PAUD dan guru TK adalah kualifikasi jenjang pendidikan yang dimiliki. Menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun 2020, sebanyak 54,5% guru PAUD masih berpendidikan SMA atau sederajat, sedangkan 45,5% sisanya berpendidikan D1 sampai S2.
Sementara itu, untuk guru TK, sebanyak 86,7% sudah berpendidikan S1, sedangkan 13,3% sisanya berpendidikan D1 sampai S2.
Perbedaan kualifikasi ini tentu saja berdampak pada standar kompetensi yang harus dipenuhi oleh guru PAUD dan guru TK. Guru PAUD yang lulusan SMA atau sederajat belum tentu memiliki kompetensi yang sesuai dengan kurikulum PAUD, yang meliputi kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian.
Guru PAUD juga belum tentu memiliki sertifikat pendidik, yang merupakan syarat untuk mendapatkan tunjangan profesi. Selain itu, guru PAUD juga belum tentu memiliki akreditasi dari lembaga yang berwenang, yang merupakan syarat untuk mendapatkan bantuan operasional sekolah (BOS).
Untuk meningkatkan kualifikasi guru PAUD, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, antara lain:
- Melanjutkan pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi, misalnya dengan mengambil program studi kependidikan anak usia dini di perguruan tinggi.
- Mengikuti pelatihan atau kursus yang berkaitan dengan pendidikan anak usia dini, misalnya dengan mengikuti program pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) yang diselenggarakan oleh Kemendikbud atau lembaga lain.
- Bekerja sama dengan guru TK yang sudah berpengalaman dan berkualifikasi, misalnya dengan melakukan kunjungan belajar, diskusi, atau sharing pengalaman.
Umur Peserta Didik yang Diajar
Perbedaan lain yang cukup signifikan antara guru PAUD dan guru TK adalah umur peserta didik yang diajar. Guru PAUD mengajar anak-anak usia 0-6 tahun, yang terdiri dari taman penitipan anak (TPA), kelompok bermain (KB), atau pendidikan gizi (PG).
Sementara itu, guru TK mengajar anak-anak usia 4-6 tahun, yang merupakan jenjang pendidikan formal sebelum masuk sekolah dasar (SD).
Perbedaan umur ini tentu saja menimbulkan perbedaan karakteristik, kebutuhan, dan tantangan dalam mengajar anak-anak. Anak-anak usia 0-6 tahun yang menjadi peserta didik PAUD masih dalam tahap perkembangan yang sangat cepat dan dinamis, baik secara fisik, kognitif, bahasa, maupun sosial-emosional.
Anak-anak ini membutuhkan stimulasi yang beragam, menyenangkan, dan sesuai dengan minat dan bakat mereka. Anak-anak ini juga membutuhkan perhatian, kasih sayang, dan perlindungan yang optimal dari guru dan orang tua.
Sedangkan anak-anak usia 4-6 tahun yang menjadi peserta didik TK sudah mulai memasuki tahap perkembangan yang lebih stabil dan terarah, baik secara fisik, kognitif, bahasa, maupun sosial-emosional.
Anak-anak ini membutuhkan pembelajaran yang lebih sistematis, terstruktur, dan bermakna, yang dapat membantu mereka mengembangkan kesiapan akademik dan non-akademik untuk masuk SD.
Anak-anak ini juga membutuhkan bimbingan, motivasi, dan dukungan yang positif dari guru dan orang tua.
Untuk mengajar anak-anak dengan efektif dan menyenangkan, ada beberapa tips yang bisa dilakukan, antara lain:
- Menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak-anak, misalnya dengan menggunakan metode bermain, bercerita, bernyanyi, atau berkreasi.
- Menggunakan media pembelajaran yang menarik dan variatif, misalnya dengan menggunakan media konkret, visual, audio, atau audio-visual, yang dapat merangsang indra dan imajinasi anak-anak.
- Menggunakan materi pembelajaran yang relevan dan bermanfaat, misalnya dengan menggunakan materi yang berkaitan dengan lingkungan, kehidupan sehari-hari, atau nilai-nilai moral dan sosial, yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anak-anak.
Rasio Guru dengan Jumlah Murid
Perbedaan berikutnya yang perlu diperhatikan antara guru PAUD dan guru TK adalah rasio guru dengan jumlah murid. Rasio ini menunjukkan jumlah murid yang ditangani oleh satu orang guru dalam satu kelas atau kelompok.
Rasio ini berpengaruh pada kualitas pembelajaran, interaksi sosial, dan pengawasan anak-anak.
Baca juga: Cara Masuk Sispena PAUD dan PNF untuk Mengajukan Akreditasi
Menurut standar nasional pendidikan anak usia dini (SNPAUD) tahun 2014, rasio ideal mengajar untuk guru PAUD dan guru TK berbeda, yaitu:
- 1:4 untuk TPA, yang berarti satu orang guru mengajar empat orang anak.
- 1:8 untuk KB atau PG, yang berarti satu orang guru mengajar delapan orang anak.
- 1:15 untuk TK, yang berarti satu orang guru mengajar lima belas orang anak.
Namun, dalam kenyataannya, rasio ini seringkali tidak terpenuhi, baik karena jumlah guru yang kurang, jumlah murid yang berlebih, atau fasilitas kelas yang terbatas. Hal ini tentu saja menimbulkan berbagai masalah, seperti:
- Kualitas pembelajaran menurun, karena guru tidak dapat memberikan perhatian, bimbingan, dan umpan balik yang cukup kepada setiap anak.
- Interaksi sosial terganggu, karena anak-anak tidak dapat berkomunikasi, berkolaborasi, atau bersosialisasi dengan baik dengan teman sebaya atau guru.
- Pengawasan anak-anak lemah, karena guru tidak dapat mengamati, mengontrol, atau melindungi anak-anak dari bahaya atau gangguan yang mungkin terjadi.
Untuk mengatasi masalah ini, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan, antara lain:
- Menggunakan pembagian kelompok, yang dapat membantu guru mengelola kelas dengan lebih mudah, efisien, dan efektif, serta memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berinteraksi dengan teman sebaya yang berbeda.
- Menggunakan bantuan asisten guru, yang dapat membantu guru dalam melakukan tugas-tugas administratif, teknis, atau pendukung lainnya, sehingga guru dapat lebih fokus pada proses pembelajaran.
- Menggunakan fasilitas ruang belajar yang memadai, yang dapat memberikan kenyamanan, keamanan, dan kesehatan bagi guru dan anak-anak, serta mendukung aktivitas pembelajaran yang bervariasi.
Kompetensi Ajar
Perbedaan selanjutnya yang sangat penting adalah kompetensi ajar. Kompetensi ajar adalah kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran, serta mengembangkan potensi diri dan peserta didik.
Kompetensi ajar berbeda, tergantung pada tujuan, kurikulum, dan evaluasi pembelajaran yang diimplementasikan.
Lanjut baca: 5 Cara Mengecek NPSN PAUD Secara Online 2024
Guru PAUD memiliki kompetensi untuk memberikan pendidikan dasar, yang bertujuan untuk mengembangkan kognitif, bahasa, dan motorik halus anak-anak.
Kurikulum PAUD mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan (SKL) yang disusun oleh Kemendikbud, yang mencakup enam ranah perkembangan, yaitu:
- Kesehatan Jasmani dan Kebersihan Diri
- Perkembangan Sosial dan Emosional
- Perkembangan Kognitif
- Perkembangan Bahasa
- Perkembangan Seni
- Perkembangan Agama dan Moral
Evaluasi pembelajaran PAUD menggunakan metode penilaian autentik, yang melibatkan observasi, dokumentasi, portofolio, dan laporan kemajuan belajar. Evaluasi ini bertujuan untuk mengukur perkembangan anak-anak secara holistik, individual, dan kontekstual, serta memberikan umpan balik yang konstruktif bagi guru, anak, dan orang tua.
Sedangkan guru TK memiliki kompetensi untuk memberikan pendidikan lanjutan, yang bertujuan untuk mengembangkan sosial, emosional, dan akademik anak-anak.
Kurikulum TK mengacu pada kurikulum 2013 (K-13) yang disusun oleh Kemendikbud, yang mencakup tiga kompetensi dasar, yaitu:
- Kompetensi Sikap
- Kompetensi Pengetahuan
- Kompetensi Keterampilan
Evaluasi pembelajaran TK menggunakan metode penilaian berbasis kinerja, yang melibatkan tes tertulis, tes lisan, tes praktik, dan proyek. Evaluasi ini bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi anak-anak secara kognitif, afektif, dan psikomotorik, serta memberikan nilai yang objektif dan akuntabel bagi guru, anak, dan orang tua.
Baca juga: 30 Soal Anak TK B Semester 2 Terbaru 2024 PDF [DOWNLOAD]
Untuk meningkatkan kompetensi ajar guru PAUD dan guru TK, ada beberapa rekomendasi yang bisa dilakukan, antara lain:
- Melakukan koordinasi, yang dapat membantu guru saling berbagi informasi, sumber daya, atau masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran.
- Melakukan kolaborasi, yang dapat membantu guru saling belajar, berdiskusi, atau berinovasi dalam mengembangkan kurikulum, metode, media, atau materi pembelajaran.
- Melakukan pertukaran pengalaman, yang dapat membantu guru saling menginspirasi, memberi saran, atau memberi apresiasi terhadap kinerja dan hasil pembelajaran.
Gaji dan Insentif
Perbedaan terakhir yang sering menjadi perhatian antara guru PAUD dan guru TK adalah gaji dan insentif. Gaji dan insentif adalah penghasilan yang diterima oleh guru sebagai imbalan atas jasa yang diberikan dalam mengajar.
Gaji dan insentif guru PAUD dan guru TK berbeda, tergantung pada kebijakan yang berlaku, alokasi anggaran dari pemerintah daerah, atau sumber pendanaan dari lembaga pendidikan.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, rata-rata gaji guru PAUD adalah Rp 1.500.000 per bulan, sedangkan rata-rata gaji guru TK adalah Rp 2.500.000 per bulan. Selain gaji, guru PAUD dan guru TK juga dapat menerima insentif, seperti tunjangan profesi, tunjangan khusus, atau tunjangan lainnya.
Namun, jumlah, frekuensi, dan kriteria pemberian insentif ini bervariasi, tergantung pada faktor-faktor seperti kualifikasi, sertifikasi, akreditasi, atau prestasi guru.
Perbedaan gaji dan insentif ini tentu saja berdampak pada kesejahteraan, motivasi, dan kinerja guru PAUD dan guru TK. Guru PAUD yang memiliki gaji dan insentif yang lebih rendah dari guru TK mungkin merasa kurang dihargai dan diapresiasi atas kontribusi mereka dalam pendidikan anak usia dini.
Guru PAUD juga mungkin merasa kurang termotivasi dan berprestasi dalam mengajar, karena merasa tidak mendapatkan penghasilan yang sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawab mereka.
Untuk menyamakan atau meningkatkan gaji dan insentif guru PAUD dan guru TK, ada beberapa usulan yang bisa dilakukan, antara lain:
- Mengacu pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang mengatur tentang hak dan kewajiban, kompetensi, sertifikasi, dan kesejahteraan guru, termasuk guru PAUD dan guru TK.
- Mengadakan penilaian kinerja guru PAUD dan guru TK, yang dapat mengukur kualitas dan hasil pembelajaran, serta memberikan dasar untuk menentukan gaji dan insentif yang layak bagi guru.
- Memberikan penghargaan khusus bagi guru PAUD dan guru TK yang berprestasi, misalnya dengan memberikan sertifikat, piagam, medali, atau hadiah lainnya, yang dapat meningkatkan rasa bangga dan percaya diri guru.
Kesimpulan
Demikianlah artikel yang membahas perbedaan guru PAUD dan guru TK dari segi kualifikasi, umur peserta didik, rasio guru dan murid, kompetensi ajar, dan gaji dan insentif. Artikel ini diharapkan dapat memberikan informasi yang akurat, objektif, dan bermanfaat bagi pembaca yang tertarik dengan topik ini.
Pesan yang ingin disampaikan oleh penulis adalah bahwa guru PAUD dan guru TK memiliki peran yang sama penting dalam pendidikan anak usia dini. Guru PAUD dan guru TK harus saling menghargai dan mengapresiasi perbedaan yang ada, serta saling bekerja sama dan belajar untuk meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran anak-anak.
Baca Juga: 4 Perbedaan PBL dan PJBL Dilihat Dari Proses Pembelajarannya
Ajakan yang ingin disampaikan oleh penulis adalah agar pembaca dapat berbagi pendapat, memberikan komentar, atau mengikuti artikel selanjutnya yang akan membahas topik-topik menarik lainnya seputar pendidikan anak usia dini. Terima kasih telah membaca artikel ini. Sampai jumpa di artikel berikutnya.